Ya, jangan mengandalkan saya dalam urusan
menentukan arah, atau Anda akan tersasar! Dan dengan segala kerendahan hati
saya mengakui bahwa saya mengidap buta arah, heuheu.. Bagi teman-teman yang sudah
mengenal saya, pasti sudah hafal dengan kelemahan saya yang satu ini. SERING NYASAR. Pun ketika mengunjungi tempat yang
sudah lumayan sering saya kunjungi, masih ada kemungkinan saya nyasar, hihi..
Karena kelemahan itu, akhirnya saya lebih suka
berpergian sendiri ketika harus muter-muter
di daerah yang baru. Atau, kalau pun mengajak teman, biasanya saya akan menyerahkan sepenuhnya kepada
teman saya untuk menentukan arah yang mau dituju. (agak gimana gitu ya kalimat
yang terakhir :D)
Saking akutnya penyakit buta arah yang saya
alami, pernah saya nyasar di perjalanan kantor—kosan (yang rutenya selalu
dilewati setiap hari selama 3 tahun) ketika pertama kali mengendarai motor ke
kantor. Parah banget kan? Hihi..
Untungnya waktu itu sendirian :D
Sebenarnya saya sudah berusaha untuk “mengobati” penyakit ini. Tapi,
sampai sekarang masih belum sembuh. Berbagai cara sudah saya lakukan untuk meminimalkan kelemahan
saya yang satu ini. Dari mengingat-ingat patokan di setiap perempatan atau belokan yang
saya lewati, membuat catatan di hape untuk setiap patokan itu, bahkan
menggambar peta jalan yang akan dituju. Entah karena ingatan saya yang kurang
atau memang sudah bawaan dari sananya, tapi sampai hari ini, “hobi” nyasar itu
masih saja "mengikuti" saya.
Seiring majunya teknologi, adanya aplikasi
Maps di hape
sangat membantu saya. Sekarang,
kalo ragu-ragu di jalan, saya cukup melipir dan lihat peta di
hape. Etapi, kadang masih sering bingung juga sih membaca petanya, hihi..
Untuk itu, sekali lagi saya katakan: jangan
mengandalkan saya! :D